Monthly Archives: March 2013

Menyimpan kenangan

Standard

Manusia memiliki keterbatasan penyimpanan, otak tidak sanggup mengingat segala hal secara detail, mungkin karena itulah tercipta kamera, handycam, corat coret curhatan di blog, alat tulis menulis, bahkan handphone pun bisa menjadi media penyimpanan untuk membantu kita merekam kembali segala kejadian yang telah lalu, entah bahagia ataupun sedih

Hal ini tentu membantu sekali untuk orang-orang seperti saya yang gampang sekali terlupa :p

Bisa dibilang, saya termasuk penyimpan yang baik, untuk foto-foto saya membuat folder per tahun dan dipisahkan kembali per folder untuk setiap momentnya. Bahkan saya memiliki satu folder yang hanya berisi kumpulan chat dengan teman-teman, baik yang memotivasi ataupun chat dengan orang-orang yang pernah istimewa.

Tetapi..
Hal tersebut, saya lakukan hanya sampai tahun 2011. Setelahnya? berantakan…
Semenjak saya kehilangan laptop, ada beberapa foto yang hilang..bahkan saya tidak ingat foto apa yang ada di dalam laptop itu. Dan jeleknya, saya tidak memback-up, karena saya berfikir, laptop itulah yang akan menjadi “otak” saya, semua akan tersimpan disana, bahkan saya memindahkan beberapa data ke dalam laptop tersebut 😦

Memang saat ini saya telah memiliki penggantinya, tapi rasanya sudah berbeda, saya tidak menganggapnya “otak”yang akan menyimpan segalanya. Folder foto pun berantakan, saya tidak bisa mentrace foto-foto mana yang ingin saya lihat, mana yang tidak. Bahkan saya pernah tanpa sengaja, melihat foto capture-an sms dengan orang masa lalu, dan membuat saya teringat, dulu saya pernah menangis setelah membaca sms tersebut, berisi tentang cinta dan perjuangan yang akan dia lakukan. Tetapi sekarang? foto capture-an tersebut menjadi pembelajaraan sekaligus hiburan buat saya 🙂

Ah memang “good archieve” itu penting. Bisa dibilang, hal itu seperti dokumentasi hidup kita, saat kita “flashback” dengan melihat segala dokumentasi, senyum bahkan tawa menemani hari kita, menyenangkan sekali loh 🙂

Sepertinya saya harus mulai merapihkan kembali dokumentasi hidup saya

Apa ya komentar anak cucu kita kalau melihat dokumentasi hidup kita? tersenyum pastinya 🙂

Belajar tentang kehidupan-Mbak Sari

Standard

Aku ingin berbagi cerita

Seminggu yang lalu, aku berjumpa dengan mbak muda, sebut saja namanya Sari..Aku berjumpa dengannya saat sedang mengantri dokter..

“Mbak ke dokter siapa?” sapaku mengawali percakapan
“Dokter Andon, lagi nunggu dipanggil buat bayar nih” balasnya dengan senyum

Seperti biasa, aku dengan ramah berbasa basi sampai akhirnya dia bercerita banyak tentang kehidupan rumah tangga dan keluarganya, yang tentu saja menjadi masukan yang berharga buatku..tak ada salahnyalah aku berbagi cerita..

Beberapa point yang aku ingat tentang perkataannya :
– Sebelum si mbak menikah dengan suaminya yang sekarang, pernah berpacaran selama 8 tahun tetapi putus. Tak lama dari putus, dia berjumpa dengan sang suami, tak sampai setahun pacaran mereka menikah. Ohiya, si mbak ini orang padang, sang mantan juga orang padang tetapi akhirnya menikah dengan orang jawa. Itulah, jodoh sudah ada yang mengatur, sekuat apapun kita bertahan kalau memang bukan garisan Tuhan, tidak akan terjadi. Tidak perlu kita khawatir akan hal itu. Tuhan baik dan tepat waktu untuk mempertemukan kita dengan jodoh kita.

– Si mbak ini dididik dari kecil dengan didikan ala militer, keras dan otoriter, kebiasaan tersebut terbawa sampai dia berumah tangga. Sedangkan, sang suami tipe demokratis, segala hal harus dibicarakan musyawarah mufakat. Awal pernikahan, si mbak lebih banyak menguasai pembicaraan, tidak bisa menerima pendapat orang lain. Tetapi, sang suami dengan sabar memberi pengertian dan si mbak mulai berfikir, ah benar juga katanya. Pelan-pelan si mbak mulai berubah, belajar mendengarkan pendapat orang lain. Dari hal ini, aku belajar sesuatu, sifat dan sikap seseorang dapat berubah walaupun itu membutuhkan proses selama memang ada keinginan dari diri individunya untuk berubah.

– Si mbak ini berbeda suku dengan sang suami, berbeda latar belakang, berbeda kebiasaan, berbeda selera makanan. Tapi mereka dapat mengontrol ego masing-masing dan bertenggang rasa atas keinginan masing-masing. Setiap keluh kesah dikeluarkan saja, jangan dipendam, apa adanya saja, katanya.

– Setiap tahunnya akan selalu ada kejutan yang baru dari kehidupan berumah tangga, bisa dari keluarga kita atau dari pihak luar. Entah cobaan atau peruntungan, terimalah segala macam kejutan dengan lapang dada dan ikhlas jalaninya.

– Si mbak berpesan, kalau sudah berumahtangga, wanita tetap harus menjaga badannya dan alat vitalnya. Biar bagaimanapun, rumput tetangga itu lebih hijau, belum lagi wanita zaman sekarang tidak malu menjadi istri kedua ketiga bahkan simpanan. Ah sungguh sulitnya menjadi wanita.

– Usia itu hanya angka, kedewasaan itu pilihan. Jika ingin memutuskan berumah tangga, yakinkan kalau telah siap mental dengan segala resiko, karena berumah tangga tidak semanis yang dipikirkan. well said, i think.

– Dan satu hal lagi, si mbak berkata, jika kamu ingin menyentuh surga maka tunduklah apa kata suamimu, saat kamu telah menikah nanti, derajat suamimu lebih tinggi dari orang tua, membantah apa kata suami, kamu tidak akan mencium wangi surga. *dheg*

Itu saja yang aku ingat, yah maklum, short term memory..seperti yang aku pernah katakan, kata-kata yang menyakitkan lebih diingat daripada yang indah-indah bukan. Manusiawi kan? *pembenaran*

Itulah penggalan pembicaraan antara aku dan mbak Sari yang menjadi masukan buat hidupku.

Jadi, sudah cukup dewasa dan siapkah kalian memasuki fase selanjutnya?

Bismillah saja..